• Skip to primary navigation
  • Skip to content
  • Skip to primary sidebar

Donny Verdian (DV)

Superblogger Indonesia

  • Tentang DV
  • Indonesia
  • Australia
  • Kabar Baik
Anda di sini: Beranda / Kabar Baik / Membuka mata yang buta dan membuat yang tuli mendengar melalui social media

Membuka mata yang buta dan membuat yang tuli mendengar melalui social media

Dipublikasikan pada 9 Februari 2018

social media

Markus menulis ‘kesimpulan’ Kabar Baik hari ini berdasarkan komentar orang-orang yang hadir di tengah-tengah Yesus, “Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.” (Markus 7:37)

Yesus membuat yang tuli jadi mendengar dan yang bisu berkata-kata. Tapi di atas semuanya itu, Ia menjadikan segala-galanya baik. Yang disembuhkan Yesus tak hanya mata dan telinga fisik tapi juga hati. Jika mata dan telinga fisik bisa membuat kita melihat dan mendengar hal-hal yang fisikal, mata dan telinga hati kita gunakan untuk ‘melihat’ dan ‘mendengar’ hal-hal yang ada di sekeliling kita, terutama yang terkait dengan kepedulian hidup di dunia.

Lalu bagaimana Ia membuat mata dan telinga hati kita mampu ‘melihat’ dan ‘mendengar’ sehingga semuanya bisa jadi lebih baik? Di zaman now ini, salah satu alat yang digunakan olehNya adalah social media!

Hah?! Yang benar aja?
Masa Yesus menyembuhkan yang buta dan tuli mata serta telinga hati lewat social media? Bukankah social media itu sarang hoax? Tempat dimana hal-hal sepele dibesar-besarkan? Tempat dimana banyak kampanye jahat disebarluaskan?

Jika kita hanya memandang dari satu perspektif barangkali memang demikian. Tapi mari kita membuka wawasan lebar-lebar, tidak adakah hal baik yang bisa kita temukan di social media?

Kawan lamaku tinggal tak jauh dari sebuah rumah reot yang hampir rubuh. Rumah itu didiami seorang nenek tua dan cucu. Secara ekonomi, mereka hidup pas-pasan. Kawanku lalu memotret keadaan rumah, mewawancarai si nenek dan cucunya lalu mengunggah kisahnya di social media. Kawanku berinisiatif untuk mencari bantuan, siapa tahu ada hati yang tergerak.

Tak seberapa lama, status itu mem-viral dan beberapa hari kemudian kawanku menulis pesan baru di social media. Ia mengucapkan terimakasih kepada para donatur karena bantuan untuk memperbaiki rumah telah terkumpul.

Hal seperti ini adalah contoh dari apa yang kutulis di awal tadi.

Jika tak ada social media, cerita rumah reot itu barangkali hanya bisa didengar dan dilihat oleh orang-orang sekitarnya. Kalaupun kawanku berusaha mengumumkan, tanpa social media, efek penyebarannya tak akan seluas itu. Melalui social media, kita melihat dan mendengar adanya keadaan yang mengenaskan tersebut.

Tapi lantas kalau sudah demikian apa yang perlu kita lakukan? Selesaikah tugas kita hanya dengan mengetahui bahwa ada yang membutuhkan bantuan?

Tentu tidak! Kita harus memahami perbedaan antara terdengar dan didengar, terlihat dan dilihat. Kalau kamu mendengar dan melihat kabar tentang orang yang butuh bantuan lalu diam saja, kamu menganggap berita itu sebagai sesuatu yang terdengar dan terlihat.

Kalau kamu mendengar dan melihat kabar tentang orang yang memerlukan bantuan, bergeraklah untuk membantu sebisa dan semampumu! Hal itu akan membuat yang terdengar jadi didengar, yang terlihat jadi dilihat. Dengan begitu, apa yang dituliskan Markus di atas bahwa “Ia menjadikan segala-galanya baik” pun bisa kita amini tak hanya dengan ucapan tapi juga dengan tindakan.

Jadi, sudah tak butakah matamu? Sudah tak tulikah telingamu?

Sydney, 9 Februari 2018

Bagikan tulisan ini:

  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi via Google+(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk mengirim ini lewat surel kepada seorang teman(Membuka di jendela yang baru)

Beberapa tulisan terkait:

Ditempatkan di bawah: Kabar BaikDitag dengan:2018, Kabar Baik

Tentang DV

DV, Superblogger Indonesia. Ngeblog sejak Februari 2002, bertahan hingga kini. Baca profil selengkapnya di sini

Dapatkan update terbaru blog ini melalui email Anda!

Reader Interactions

Tulis Komentar Batalkan balasan

Sidebar Utama

Tulisan-tulisan terbaru

  • #2019 Tetap Memilih 23 April 2018
  • Sisi-sisi wajahNya 22 April 2018
  • Ketika satu per satu dari mereka meninggalkan Gereja… 21 April 2018
  • Apa kaitannya antara lagu Bintang Kehidupan dengan listrik yang kerap padam? 20 April 2018
  • Kenapa orang Katolik makan tubuh dan minum darah Tuhannya? 20 April 2018
  • Menawarkan ‘Roti Hidup’ 19 April 2018
  • Sebatang payung dan sekeping kepercayaan 18 April 2018
  • Tong kosong nyaring bunyinya 17 April 2018
  • Haruskah kita berhenti bekerja demi-Nya? 16 April 2018
  • Gunawan Wibisono: Kita ini dianggap sebagai alien… 16 April 2018
  • Depan
  • Peta Situs
  • Kontak
  • Pengakuan

Dibangun dan dipelihara oleh Donny Verdian sejak 2002. Ikuti laman facebook DV.FYI.

loading Batal
Tulisan tidak terkirim - cek alamat surel Anda!
Cek surel gagal, silahkan coba kembali
Maaf, blog Anda tidak dapat berbagi tulisan lewat surel.