Sejak beberapa waktu lalu, pada beberapa grup WhatsApp bernafaskan katolik yang kuikuti ramai dibicarakan perihal pidato seorang uskup yang menyinggung gaya hidup para pastor yang semakin ‘duniawi’. Intinya, sang uskup tersebut menyoroti banyaknya pastor yang menganut pola hidup mewah sekarang ini.
Video sepanjang lebih kurang 3 menit itupun jadi bola salju, menuai banyak komentar serta opini mulai dari yang masuk akal sampai yang sangat tidak masuk akal.
Aku sengaja tak menyebarluaskannya karena memang tak ada gunanya bagiku, tak juga untuk kalian.
Jika boleh merangkum beberapa pendapat peserta grup WA yang kuikuti, umumnya, mereka keberatan kenapa para pastor yang harusnya hidup sederhana itu jadi duniawi sekali, jadi matre sekali!
Bagaimana sebaiknya kita menyikapi hal ini?
Aku dulu juga memandang fenomena pastor yang hidup mewah sebagai hal yang membikin gatal mata. Tapi itu dulu. Sekarang aku sudah berdamai dengan pikiranku sendiri. Kuncinya ada di poin-poin yang kutulis di bawah ini yang semoga bisa membantu kalian yang seolah panik dan kalap hanya melihat ada imam yang tiba-tiba maunya naik mobil mewah, maunya makan di resto kelas mahal, maunya naik pesawat yang kelas bisnis bahkan first class…
#Pastor juga manusia
Sama halnya dengan kita, pastor itu manusia, titik! Kita butuh makan-minum, mereka juga perlu makan-minum. Kita memiliki banyak hawa nafsu, mereka juga demikian.
Ketika kita bilang mereka sejatinya tak boleh mengumbar nafsu (termasuk nafsu uang dan material) apakah kamu pikir sebenarnya kita ini diperbolehkan oleh Tuhan untuk melampiaskan nafsu-nafsu itu? Tidak juga, kan?!
Kecuali kamu itu Tuhan, tak ada yang berhak melarang siapapun untuk melakukan apapun.
#Jangan digoda
Kita sudah sadar bahwa mereka itu manusia tapi kita tetap tak suka melihat pastor bergaya hidup mewah?
Lakukan hal positif dengan tidak menggoda mereka!
Memberi uang stipendium ketika kita minta bantuannya? Boleh saja tapi sepantasnya sesuai aturan.
Membelikan pastor pakaian ya boleh-boleh saja tapi sepantasnya jangan terlalu mewah dan jangan terlalu sering. Menraktir makan di restaurant mahal? Kenapa tidak! Tapi juga jangan terlalu sering.
Tapi kan dia pastor, Don? Masa kita beri yang biasa saja?
Silakan kamu berpikir seperti itu tapi jangan protes kalau kamu melihat pastor idolamu jadi matre dan duniawi! Kenapa? Karena kamu ikut andil dalam membuatnya seperti itu ya dari hal-hal sepele yang kusebut di atas barusan!
#Melanggar aturan?
Kamu menganggap pastor melanggar aturan? But helloo…. apa kamu pikir kamu adalah yang paling suci dan tak pernah melanggarNya?
Kenapa kamu kepo dengan pelanggaran yang mereka lakukan tapi tenang dan damai-damai saja dengan keburukan yang kau lakukan? Dapur hatimu masih berjelaga, bersihkanlah dulu sebelum menganggap dapur orang lain itu hitam legam!
Lagipula soal aturan, biarlah para ‘tetua-tetua’ pastoral yang mengurusnya kalau memang harus ditegur, bukan kita, bukan kalian! Dalam konteks ini, sebenarnya aku menyayangkan sikap Uskup yang menyuarakan tentang hal tersebut.
Kenapa? bagiku, Uskup itu seperti menorehkan arang ke mukanya sendiri. Kalau memang ada pastor yang bergaya hidup mewah seperti yang ia tuduhkan, selama ada dalam wilayahnya, kenapa tak diam-diam menyelesaikan dengan menegur dan kalau perlu menghukum sang pastor?
Kenapa malah diumbar keluar? Kecuali memang hendak memunculkan polemik umat yang meresahkan (seperti sekarang), pidato uskup itu, dengan segala hormat, amat disayangkan.
#Masalah utama
Lalu apa masalah utamanya sehingga kita jadi begitu berang melihat para imam yang bergaya hidup mewah?
Masalahnya adalah karena kita terlalu banyak berharap dan menempatkan pastor pada posisi penting dalam hidup rohani kita!
Tak sedikit dari kita yang menganggap pastor itu manusia setengah dewa. Karena dalam pandangan kita, dewa itu sempurna, maka pastor haruslah … ya setidaknya setengah sempurna juga!
Bayangkan kalau kita tidak menganggap demikian, ketika ada pastor yang bergaya hidup mewah, pastor yang selingkuh, pastor yang akhirnya berhenti, kita akan bersikap lebih kalem dari sekarang. Kenapa? Karena mereka manusia biasa!
Jadi, belajarlah memandang pastor dengan lebih baik lagi. Reset ulang pola pandangmu kalau selama ini menganggap pastor adalah segalanya. Pusatkan pandangan dalam beriman hanya kepada Tuhan dan sadarilah pastor bukanlah satu diantaraNya.
Kalo mau hidup mewah jangan Jadi Pastor Jadi Pengusaha sekalian
bagus bener.
Pastoranku adalah yg termewah sekeuskupan…
Sperti keluarga dengan gaji 35 jutaan.
Umat banyak yg bayar listrik saja gak mampu.
Dan koster yg sebelumnya tidur di kandang sapi…. cari dana bangun rumah dan itupun awal didonasi oleh yayasan Budha.
Dan rumah pun terbangun meski tanpa kulitan temboknya.
Bayangkan saja…..darimana itu ..
Dari kolekte kedua. Yang terus menerus…. dan dana itu hanya untuk membangun saja demi kemewahan….. banyak umat yg gak diperhatikan dan miskin …. pindah kontrak sana kontrak sini….